Berita ANTV - Untuk memerangi obesitas yang beresiko, dokter umumnya merekomendasikan therapy medis dari mulai operasi hingga mengkonsumsi obat-obatan pelangsing. Setiap type therapy mempunyai keunggulannya semasing serta pasien dapat bebas pilih kurang lebih therapy apa yang pas untuk dia.
Ada operasi sedot lemak yang mengisap lemak berlebihan di badan atau ada pula operasi bariatrik dimana lambung dikecilkan supaya gampang kenyang. Diluar itu ada pula obat-obat pelangsing yang memiliki kandungan senyawa penghancur lemak fosfatidilkolin.
Lantas kapan seorang mesti pilih therapy spesifik? Pakar biomedik Dr dr Reza Yuridian Purwoko, SpKK, dari Fakultas Pengetahuan Kedokteran Kampus Indonesia (FKUI) menyampaikan semuanya bergantung keadaan pasiennya.
" Orang saat ini ke dokter kulit tidak hanya menginginkan langsing agar cantik enak diliat saja namun juga untuk maksud kesehatan. Bila kami sih umumnya mereferensikan gabungan yang bagus, " kata dr Reza waktu didapati di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2015).
Sebagian orang umpamanya mungkin saja dapat mengambil faedah dari operasi sedot lemak saja, namun terkadang ada pula yang perlu di dukung pertolongan obat-obatan. Atau dapat pula demikian sebaliknya lantaran keadaannya tidak sangat mungkin untuk operasi, jadi dengan obat saja telah cukup.
" Ada orang yang mungkin saja budgetnya cukup untuk obat dahulu, jadi dapat disuntik saja cukup. Terkadang ada yang operasi saja tidak cukup lantaran maaf karena sangat beratnya selalu dokter saksikan cholesterol tinggi, butuh obat juga, " kata dr Reza.
Keunggulan dari therapy operasi biasanya yaitu dampaknya yang cepat serta relatif aman tetapi memanglah memerlukan cost yang semakin besar. Disamping itu therapy dengan obat pelangsing dapat lebih murah tetapi tidak dapat tunjukkan hasil yang cepat serta kadang-kadang pada sebagian orang menyebabkan resikonya.
Menurut dr Reza serta sudah dibuktikan oleh studi yang ada kalau hal semacam itu berlangsung lantaran zat penambahan dalam sediaan obat yakni sodium deksikolat (SD) yang bisa mengakibatkan nekrosis (kematian sel) serta menyebabkan inflamasi. Tanda-tanda yang nampak dapat bercak kemerahan, rasa tersengat, rasa nyeri, pembengkakan kulit, serta pada sebagian masalah rusaknya kulit akibat luka pascasuntikan.